Minggu, 12 Oktober 2008

Selidik Bunyi Berisik Yamaha Nouvo

Awas! Jangan bingung lagi sama suara berisik yang timbul di sekitar rumah CVT. Terutama, buat penyemplak Yamaha Nouvo. Sebab suara berisik itu ditimbulkan enggak cuma dari satu part doang. Salah satunya, dari klip pengunci gigi rasio primer.

“Itu lho, gigi rasio yang punya as panjang di bagian rumah rasio,” bilang Boday alias Nuraimin, salah satu mekanik JP Racing Bintaro di Jl. Cendrawasih, Kp. Sawah, Tangerang. Nah, seharusnya part transfer daya yang juga memutar gigi rasio sekunder ini, punya got buat klip penahan (gbr. 1).

Nah, menurut Boday kalau klip penahan ini tak dipasang atau terlepas, gigi primer bisa maju-mundur tuh. Meskipun, kondisi gigi rasio primer dan sekunder ini sudah ditutupi cover part girboks (gbr. 2). Akibat maju-mundur ini juga, akhirnya timbul suara berisik di seputar girboks.


Bunyinya, seperti besi beradu aluminium. Krek-krek-krek. Lho, beradu aluminium? Ya! “Itu karena gigi primer yang maju-mundur beradu dengan crankcase rumah girboks,” bilang Boday lagi.

Dibiarkan terus, sudah tahu dong yang bakal terjadi. Yap! Kelamaan, crankcase bakal aus dan bisa saja bolong tuh. He..he..he... Makanya, ketika seting atau lepas-buka gigi rasio, jangan lupa memasang klip kembali. Letaknya, setelah laher alias bearing (gbr. 3).

“Atau perhatikan juga kondisi klip itu sendiri. Kalau sudah aus, lebih baik diganti,” saran mekanik bertubuh besar itu. Buat tahu aus tidaknya klip itu, monggo lihat (gbr. 4). Klip musti rapat menggemgam di got. Karena kalau aus, bisa maju-mundur juga! Perhatikan ya!

Istilah dalam fitur motor matic

shiftlockTombol-tombol bertanda khusus, yang menjadi indikator dari fitur penunjang transmisi otomatis, dirancang untuk memudahkan para penggunanya. Selain itu dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar mobil, asalkan Anda mengetahui peruntukannya.

Gbr. Fiturn Shift Lock, agar tuas presneling dapat ke posisi netral saat parkir.


OVER DRIVE (O/D) :
Fitur ini idealnya diaktifkan saat melakukan perjalanan ke luar kota. Pasalnya kondisi lalu-lintas jalur antar-kota relatif lebih lancar, ketimbang di dalam kota yang banyak menemui kemacetan. Saat fitur O/D (over drive) diaktifkan (O/D ON), percepatan bisa mencapai gigi transmisi paling akhir. Disamping itu dapat berdampak pada pemakaian BBM yang lebih efisien, lantaran putaran mesin tidak meraung pada rpm tinggi.




ECONO (ECO) :

Econo atau Eco diambil dari kata ekonomis (economic). Fitur ini bisa diaktifkan saat terjebak dalam kemacetan. Lantaran fungsinya untuk mengontrol bahan bakar yang dibutuhkan mesin, tanpa ada penambahan atau pengurangan. Alhasil, perbandingan antara konsumsi bahan bakar dengan tenaga yang dihasilkan bisa optimal.

SPORT/POWER :

Fitur pendukung ini berguna untuk menambah akselerasi. Sehingga tenaga mesin lebih responsif terutama di jalur menanjak. Saat mode Sport/Power diaktifkan, perpindahan tiap giginya bisa lebih lama sekitar 6.000-6.500 rpm.

SNOW/WINTER :

Fitur Snow/winter umumnya diaplikasi pada besutan Eropa. Meski begitu fitur pendukung matik ini boleh saja diaktifkan untuk keselamatan. Terutama saat melintas di aspal basah dengan kemiringan cukup curam. “Putaran mesin memang diseting sangat lambat, sehingga sangat membantu menciptakan traksi ke tanah,” jelas Denny Hermawan, service manager Bimmer Auto Works (BAW), bengkel spesialis BMW di Jl. Arteri Kelapa Dua, Kebon Jeruk, Jakbar

Bikin Irit Mio Pakai Spuyer Kaze

spuyerSeliter Premium Rp 6 ribu! Ah enggak masalah, karena banyak cara dilakukan untuk mengefisiensikan pemakaian bensin ini. Seperti dipraktikkan Ahmad, mekanik Hansen Motor (HM). Dia eksperimen di Yamaha Mio dengan pakai spuyer motor lain yang sama-sama pakai karbu vakum.

Maksudnya? “Ya, main jet punya Kawasaki Kaze, lalu pilot jet bawaan Honda Karisma,” papar pria biasa disapa Madun ini. Lo, apa istimewanya? “Ukuran spuyer itu lebih kecil dibanding punya Mio.” Wah, ini namanya nyekek, dong? Bukannya tak direkomendasi?

“Emang sih, pabrikan gak rekomendasi. Tapi ya, namanya akal-akalan, tetap aja banyak motormania yang menerapkan!” beber Madun. Oke.. oke... buat wacana, coba jelasin caranya gimana? “Pastinya, selain sediain spuyer tadi, juga karet slang!”


Nah, menurut Madun, karet slang buangan angin dipake biar bukaan jarum skep enggak terlalu gede. “Panjangnya cukup 1,5 cm!” sambar Madun sembari bilang, resepnya ini butuh biaya Rp 30 ribu buat beli repair kit karbu Kaze dan Karisma.


(kiri-kanan) Pilot Jet Kharisma, main jet Kaze dan potongan slang karet

Atau kalo mau irit, bisa juga hunting ke bengkel umum nyari limpahan spuyer yang tak terpakai. Cara pasangnya, pasti diawali membongkar cover bodi penutup karbu, lalu jok dan bagasi. Okelah, untuk tahap ini, Anda pasti sudah mahir melakukannya.

Setelah peranti pengabut terlihat, tinggal lepas selubung pengikat manifold, slang bensin dan pernafasan. Lalu copot mur pengunci di bawah karbu, tepatnya di tempat bersarangnya pelampung dan spuyer. Ganti spuyer Mio dengan Kaze.

Berikutnya tinggal lepas mur pengikat di tempat bercokolnya per berikut pangkal jarum skep. Selipkan potongan karet slang tadi di tengah per. “Kalo udah, tinggal pasang lagi karbu. Buktiin sendiri khasiatnya,” tantang Madun yang aseli Betawi ini. Bener, nih?

Bikin Irit Lewat Tune Up Karburator

main jetHarga BBM naik, harga sembako ikut naik, semua serba naik. Terus apa yang musti kita lakukan? Apa enggak mau pakai motor lagi? Jelas tidak toh, mau enggak mau kita tetap pakai motor. Maka dari itu biar enggak terlalu berat diongkos, motor mania musti cek up besutan, siapa tahu masih bisa dibikin irit.
Salah satu caranya dengan mengupgrade atau tune-up karburator. Maksudnya karburator diservis ulang dan dicek keausannya. Karena salah satu penyebab besutan boros adalah setingan karburator yang sudah berubah dan banyak peranti – peranti yang sudah aus dan musti diganti.



Pilot Jet


Jarum Skep



“Peranti karburator yang musti diperhatikan biar enggak boros adalah jarum skep, main jet dan pilot jet,” ulas Syafrudin, kepala bengkel Clara Motor II di Jl. Arteri Kelapa Dua No 5, Kebon Jeruk, Jakbar.

Loh kenapa musti ada perhatian khusus? Jarum sekep dan rumahnya (needle jet), berfungsi mengatur berapa banyak bensin yang disemprotkan ke ruang bakar sesuai pelintiran gas. Kalau jarum ini sudah aus, tirus atau baret menyebabkan mesin ndut-ndutan karena jumalh bensin yang terhisap dengan udara masuk tidak lagi seimbang. Sudah motor enggak ada larinya, pemakaian bensin pun ikutan tambah.

Komponen lainnya yang mesti dicek yaitu pilot jet. Siapa tahu pernah diganti ukuran lebih gede atau lubangnya aus. Peranti ini berfungsi untuk menjaga kelangsaman/setasioner saat besutan berhenti. Bila lubangnya tidak standar lagi, motor susah langsam dan setelan gaspun minta digedein biar enggak mati–mati. Tapi akibatnya konsumsi BBM lebih boros.

Kemudian peranti lain yang harus diganti, main jet. Berfungsi sebagai pengatur jumlah BBM yang disemprotkan ke ruang bakar saat putaran menengah atas. Bila peranti ini lubangnya tampak terlalu longgar/aus, akan mempengaruhi debit BBM. Semakin longgar lubangny, BBM yang dikonsumsi semakin banyak, sebaliknya jika lubangnya lebih kecil konsumsi BBM lebih irit. Ukuran balikin saja sesuai bawaan motor.

Terus biayanya berapa? Sebagai contoh pada besutan Honda Supra. Bila beli satu set repair kit karburator asli sekitar Rp 200.000 lengkap dengan sil-silnya. Tapi jika eceran, main jet (Rp 35.000), pilot jet Rp 59.000 dan Rp 81.000 (jarum skep).

Tapi kalau yang agak murah ada produk imitasi, cukup ditebus sekitar Rp 15.000 sampai Rp 20.000 untuk satu set repair kit karburator Honda Supra. "Produk imitasi kualitasnya belum tentu terjamin. Salah pilih malah bikin tambah boros bensin. Di bengkel resmi tidak jual selain yang orisinal,” tambah Syafrudin. Hayo, silahkan pilih sendiri deh!

Bensin Nyaris Kosong? Nggak Perlu Panik

fuel

Dalam perjalanan, mungkin kita pernah dihadapkan pada situasi dimana bensin mobil atau motor kita ternyata sudah minim, bahkan hingga lampu berlambang pompa bensin menyala atau berkedip.
Beberapa teman saya mengakui jika dihadapkan pada masalah seperti itu pasti sangat panik dan was-was, apalagi jika saat itu sedang dalam kondisi macet dan jauh dari SPBU (pom bensin).

Supaya tidak terjadi hal demikian, sudah pasti kita harus selalu memastikan tangki selalu terisi bensin atau solar (untuk diesel) yang cukup. Minimal sepertiga tangki untuk amannya, sehingga pada saat-saat darurat kita tidak perlu panik karena bensin mau habis.

Tips di atas sudah terlalu umum rasanya, ya…

Coba kita mulai mengenal lebih jauh kendaraan kita, baik itu mobil maupun motor, coba cari tahu berapa sih rata-rata konsumsi bensinnya? 1 liter bensin bisa menempuh berapa kilometer?

Bagaimana cara mengukur konsumsi rata-rata bensin mobil dan motor?

Mobil dan motor, pada dashboard selalu ada Odometer.
Odometer adalah perangkat untuk mencatat jarak yang telah ditempuh oleh suatu kendaraan, cara bekerjanya secara mekanik atau elektronik.
Biasanya odometer sering dikaitkan untuk menentukan kendaraan tersebut jarang digunakan atau sering digunakan pada saat kita akan membeli mobil atau motor bekas. Sialnya odometer ini sering dimanipulasi pedagang mobil bekas agar terlihat mobil atau motor tersebut jarang digunakan :(

Selain Odometer, biasanya dilengkapi juga dengan Tripmeter.
Perbedaannya adalah, Tripmeter bisa di Reset menjadi 0 (nol). Hal ini berguna untuk mengukur jarak tempuh dari lokasi A ke lokasi B.

Contoh Odometer dan Tripmeter digital (elektronik)

Contoh Odometer dan Trimeter (mekanik)

Contoh Odometer dan Trimeter (mekanik) pada motor

Contoh Odometer (digital) pada motor

Contoh Odometer dan Tripmeter digital (elektronik), tampilannya dalam satu layar LCD yang sama, digunakan tombol untuk memilih tampilan Odometer atau Tripmeter A dan Tripmeter B.

Nah, dengan memanfaatkan Odometer atau Tripmeter, kita bisa mengukur konsumsi rata-rata bahan bakar mobil atau motor kita secara sederhana.

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

  1. Datangi SPBU, isi bensin hingga penuh (Full Tank).
  2. Sebelum meninggalkan SPBU, catat angka pada Odometer setelah bensin terisi penuh, atau Tekan RESET untuk membuat Tripmeter menjadi 0 (nol).
  3. Gunakan mobil atau motor hingga bensin kurang dari setengah tangki atau hingga tinggal sedikit.
  4. Datangi SPBU, isi bensin hingga penuh (Full Tank).
  5. Catat berapa liter bensin yang diisi hingga penuh tadi.
  6. Catat angka pada Odometer atau Tripmeter.

Jika ingin selalu memantau konsumsi bahan bakar kita, lakukan selalu no.1-6 di atas setiap mengisi bensin, tulis dalam buku catatan atau PDA.

Sekarang lanjut dengan perhitungan sederhana…

Angka Odometer saat pengisian terakhir, dikurangi angka Odometer pada saat pengisian sebelumnya, hasilnya dibagi dengan jumlah liter bensin yang diisi pada saat pengisian terakhir.

Untuk contoh di atas, motor Suzuki Shogun 125R saya ternyata rata-rata konsumsi bahan bakarnya 1 liter dapat menempuh jarak hingga 51kilometer. ( Pertamax Plus )

1ltr : 51km atau 51km/liter

TIPS:

Memperkirakan jarak tempuh disaat kondisi kritis.

Mari bermain dengan kondisi kritis, kita coba menghitung berapa jarak tempuh mobil atau motor kita jika bensin di isi fulltank?

Kita perlu mencari tahu berapa kapasitas tangki bensin mobil atau motor kita terlebih dahulu.

Untuk motor saya contohnya begini..

Kapasitas tangki Suzuki Shogun = 4,5 liter
Dikurangi cadangan agar tidak mogok di jalan = 0.3liter
Konsumsi rata-rata bensin = 51km/liter
Perkiraan jarak yang dapat ditempuh jika fulltank adalah = 51km x (4,5 - 0,3) = 219,3km

Untuk mobil saya contohnya begini..

Kapasitas tangki BMW 520i = 81 liter
Dikurangi cadangan agar tidak mogok di jalan = 10 liter
Konsumsi rata-rata bensin = 6 km/liter
Perkiraan jarak yang dapat ditempuh jika fulltank adalah = 6km x (81 - 10) = 426km

Dengan mengetahui hal di atas, maka akan bermanfaat ketika kita mengalami situasi sebagai berikut:

  1. Saya akan pergi cukup jauh, kira-kira jarak tempuhnya adalah 40km, maka saya membutuhkan bensin sebanyak 40 : 6 = 6,66 liter.
  2. Bensin sudah cukup minim, namun tidak menemukan SPBU selama perjalanan. Jarak yang akan ditempuh sekitar 20km lagi, namun ketika melihat odometer dan catatan sebelumnya saya dapat memperkirakan jarak yang masih dapat ditempuh dengan kondisi bensin saat itu sehingga lebih tenang.
  3. Kita bisa menganalisa pemakaian BBM setiap minggunya, apakah minggu ini boros, dan sebagainya.
  4. Karena mobil sudah cukup tua, tiba-tiba jarum penunjuk bensin di dashboard mati. Saya tetap bisa memperkirakan jarak yang dapat ditempuh dari jumlah bensin yang saya isi di SPBU. Misalnya saya isi 20liter, maka saya akan reset Tripmeter, dan diperkirakan mobil saya akan dapat menempuh sekitar 100-120km.
  5. Jika kita mengetahui persis kapasitas tangki bensin kita, maka kita dapat menilai SPBU mana yang metering nya tidak akurat atau malah bisa dikatakan korupsi.
    Silahkan ditambahkan pada form komentar….

TIPS TAMBAHAN:

Umumnya ketika jumlah bensin sudah minimum, indikator berlambang pompa bensin (Tentile Light) akan menyala atau berkedip. Indikator ini juga dapat kita manfaatkan untuk memperkirakan jarak yang masih dapat ditempuh oleh mobil atau motor kita. Tentunya setiap jenis mobil maupun motor akan berbeda-beda pada saat bensin tinggal berapa liter lampu itu akan menyala.

Contohnya, pada motor Suzuki Shogun 125R indikator akan berkedip pada saat bensin tinggal sekitar 0,5 liter. Artinya, saya masih dapat menempuh jarak sejauh sekitar 25 kilometer untuk mencari SPBU.
Untuk mobil BMW 520i e34, indikator akan menyala pada saat bensin tinggal sekitar 8 liter. Artinya, saya masih dapat menempuh jarak sejauh sekitar 48 kilometer untuk mencari SPBU.

Nah setelah kita sudah mengenal mobil atau motor kita, maka kita tidak perlu panik jika bensin nyaris kosong. Kita bisa lebih tenang dan melakukan perhitungan jarak tempuh dan sebagainya.

Ban Juga Ada Ilmunya

banBan memang sangat penting baik untuk kecepatan, kenyamanan, maupun keamanan pengendaraan motor. Bersyukur kita punya artikel dari si-FU, Bayu150, seperti berikut ini:

BEBERAPA ISTILAH DALAM STRUKTUR BAN

  • Tread adalah bagian telapak ban yang berfungsi untuk melindungi ban dari benturan, tusukan obyek dari luar yang dapat merusak ban. Tread merupakan bagian ban yang menggunakan bahan karet paling banyak. Ketebalannya sekitar 6 mm. Bahan karet untuk tread merupakan kombinasi antara karet alam dan sintesis. Natural Rubber memberikan daya lengket ke aspal, sedang Synthesis Rubber berguna menambah daya tahan ban karena gesekan. Tread dibuat banyak pola (kembangan) yang disebut Pattern.


  • Breaker dan Belt adalah bagian lapisan benang (pada ban biasa terdiri dari 4 lapis) yang diletakkan diantara tread dan Casing. Berfungsi untuk melindungi serta meredam benturan yang terjadi pada Tread agar tidak langsung diserap oleh Casing.
  • Casing adalah lapisan benang pembentuk ban dan merupakan rangka dari ban yang menampung udara bertekanan tinggi agar dapat menyangga ban.
  • Sidewall adalah sisi samping kiri dan kanan ban. Berfungsi sebagai penopang/dinding ban.
  • Bead adalah bundelan kawat yang disatukan oleh karet yang keras dan berfungsi seperti angkur yang melekat pada Pelek (velg).
  • Rimline adalah garis yang menandakan posisi bibir pelek. Dapat juga dipakai sebagai pedoman lurusnya ban mendekap pelek.

SIMBOL/KODE BAN
Selain terdapat Merk dan Type Ban, kalau kita perhatikan disekujur permukaan ban tertera banyak symbol/kode. Mungkin diantara kita masih ada yang bingung dengan banyaknya simbol/kode yang ada pada ban. Apa sih maksudnya…?
Berikut ini akan dibahas beberapa simbol yang paling sering ada pada permukaan ban.

a) Ukuran Ban

BanBiasanya akan ditandai dengan kode dengan angka-angka seperti 3.00-18 atau 70/90-17 dll.
Lantas, apa bedanya ukuran ini? Agar tidak salah kaprah, ingat dulu teori dasarnya. Misal 70/90-17. Maka angka pertama 70, menunjukkan lebar ban dalam satuan milimeter, dan 90 persentase rasionya (persentase lebar ban dari tingginya). Sedang angka ketiga, 17, artinya diameter pelek dalam satuan inci.
Jadi, ban 70/90-17 punya makna; lebar tapak ban 70 mm, dengan tinggi 90% x 70 mm = 63 mm. Dan diameter ban 17 inci.
Contoh lain, 3,00-18 inci. Orang awam biasa menyebutnya ‘tiga ratus delapan belas’. Angka 3.00 menunjukkan lebar ban 3 inci, sedang 18 berarti diameter pelek, juga dalam satuan inci.

Lalu berapa tinggi ban ukuran 3.00-18?
Sebenarnya, cara membacanya sama. Angka pertama itu lebar, kedua rasionya dan ketiga diameter. Tapi kalau angka ke dua tidak ada, dianggap rasionya 100%. Jadi ban belakang GL-Pro tebalnya 100% x 3 = 3 inci.

Ada pertanyaan menarik: Samakah ban ukuran 70/90-17 dengan 2.50-17?

Yang ini menghitungnya gampang. Ingat saja, 1 inci = 2,54 cm atau 25,4 mm. Berarti lebar tapak dan tinggi ban, 2,5 x 25,4 mm = 63,4 mm. Artinya, ban 70/90-17 lebih lebar dan lebih tipis dikit (0,4 mm) dari ban 2.50-17.

b) Batas TWI

Thread Wear Indication (TWI) alias indikator batas pemakaian. Pada ban ditandai segitiga. Kode ini menunjukkan batas paling minim alur ban. Batas ketebalan alur ban yang ditunjukkan segitiga berupa tonjolan yang ada di dasar ban. Jika ketebalan pola ban sama dengan tonjolan tersebut, berarti ban mesti diganti.

c) Usia Produksi

Di tunjukkan empat angka yang terdapat di sisi ban. Misalnya, 2103 Angka tersebut menyiratkan periode produksi ban. Dua angka pertama menunjukan minggu, dua angka terakhir berarti tahun pembuatan. Jadi kalau dibaca, kode di atas berarti, ban diproduksi pada minggu ke-21 tahun 2003. Kode angka ini penting, mengingat semakin lama ban tersimpan, semakin rentan terhadap kerusakan akibat kekerasan kompon ban.

d) Simbol Kecepatan
Simbol kecepatan adalah simbol (huruf alfabet) yang menunjukan batas maksimum kecepatan sebuah ban yang dipacu dengan membawa beban yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dalam standar, selama 1 (satu) jam terus menerus.

Simbol Kecepatan Kecepatan(Km/Jam):
A1 5 K 110
A2 10 L 120
A3 15 M 130
A4 20 N 140
A5 25 P 150
A6 30 Q 160
A7 35 R 170
A8 40 S 180
B 50 T 190
C 60 U 200
D 65 H 210
E 70 V 240
F 80 W 270
G 90 Y 300
J 100 Z DI ATAS 240

ukuran ban

Ambil contoh ban DURO tercantum 90/80 -17 46P. Huruf terakhir itulah yang menerangkan indeks kecepatan maksimalnya. Pada tabel huruf P artinya ban sanggup digeber hingga kecepatan 150 km/jam. Kode ini masih layak dipakai pada Motor Satria F 150. Beda lagi jika buat kebutuhan balap. Hurufnya lebih tinggi lagi. Misalnya Bridgestone Battlax tertulis S sanggup melayani kecepatan 180 km/jam.

e) Arah Perputaran Ban

Ditandai dengan kode berupa anak panah. Tanda ini digunakan sebagai patokan posisi pemasangan ban yang benar. Arah berputarnya roda harus searah dengan tanda anak panah tersebut. Karena jika posisi pemasangannya terbalik maka Pattern ban (pola kembangan ban) tidak berfungsi dengan baik.

f) Simbol Ban Depan atau Belakang

Pada ban merk tertentu, biasanya akan ada simbol tambahan (huruf alphabet) yang membedakan antara ban untuk roda depan dengan ban untuk roda belakang. Biasanya digunakan simbol F atau R.
Simbol F kepanjangan dari “Front” yang berarti ban tersebut special didesain untuk ban depan. Sedangkan R kepanjangan dari “Rear” yang berarti ban tersebut special didesain untuk ban belakang. Pembedaan ini biasanya dikarenakan adanya perbedaan fungsi antara ban depan dengan ban belakang. Ban depan lebih berfungsi sebagai Steering atau penentu arah gerak. Sedang ban belakang sebagai penerus perpindahan daya ke gerak, jadi traksi sangat dibutuhkan. Makanya pattern didesain lebih bisa menggigit. Selain itu, biasanya berat dan jenis kembangan ban depan dan belakang biasanya akan sedikit berbeda.

ban

g) Petunjuk Beban Maksimum

Biasanya pada ban juga terdapat petunjuk yang menerangkan beban maksimum yang dapat ditahan oleh ban tersebut. Seperti MAX. LOAD 375 LBS AT 32 P.S.I. COLD yang artinya ban tersebut mampu menahan berat maksimal sampai 375 Lbs atau sekitar 170 Kg ( 1 Lbs = + 450 gr ) pada tekanan angin 32 psi dengan kondisi ban dingin (tidak dipakai).

h) Simbol – Simbol Lain

Selain symbol – symbol yang diatas, masih ada juga beberapa simbol, seperti :
- Tulisan Tubeless atau Tube Type. Untuk ban dengan tulisan Tube Type, sangat dianjurkan penggunaan ban dalam. Meskipun sekarang banyak yang menawarkan ban tipe ini bisa dirubah menjadi type Tubeless. Hal ini dikarenakan susunan bahan pembuat ban Tubeless dan ban Tube Type berbeda.
- Garis berwarna pada Kembangan Ban. Warna garis ini bisa berbeda pada tiap pabrikan, bisa Merah, Biru, Hijau, Kuning, Putih. Menandakan ban tersebut masih baru atau belum dipakai.

KOMBINASI PELEK DAN BAN IDEAL

Gara-gara pengen dibilang gaul, pemakai motor harian ikut-ikutan mengganti ban ukuran kurus ala drag atau gendut ala road race tanpa memperhatikan ukuran peleknya. Ingat, buat aplikasi sehari-hari nggak boleh sembarangan karena pada pemakaian sehari-hari jalanan yang dilewati bervariasi ( berlubang, becek, berlumpur, tanjakan, tikungan, berpasir, hujan, dll.) ga seperti track road race yang aspalnya mulus atau track lurus drag race yang cuma 402 meter.
Kombinasi ban dan pelek tak sesuai berakibat ban meninggi atau melebar dari ukuran standar. Bila tapak ban terlalu besar ketimbang tapak pelek, ban cenderung meninggi dan jadi lancip. Sehingga rawan melejit dari jepitan pinggir pelek yang kelewat sempit. Biasanya terjadi bila memaksa pakai ban ukuran besar tanpa diikuti ganti pelek lebar. Jika tapak ban lebih kecil daripada tapak pelek, ban akan melebar dan jadi kotak. Akibatnya bibir ban ditarik paksa melewati batas agar menempel ke pinggir pelek. Belum lagi suspensi motor terasa lebih keras karena fungsi ban meredam beban menurun. Contohnya, aplikasi ban drag di motor harian.
Ban lancip atau kotak sama ruginya. Jika lancip, saat jalan tegak, gigitan karet bundar ke aspal gak maksimal. Bahayanya di jalan gak rata, motor oleng.
Saat menikung pun ban lancip tidak lantas lebih baik. Sebab, tapak sampingnya yang besar bisa menipu kita. Rasanya ban masih menapak. Padahal, motor udah terlalu rebah. Kalo ndak disadari, tau-tau ngegelosor.
Ban kotak pun tak kurang ruginya. Kalau saat jalan tegak sih enak bener. Tapi, Giliran mau nikung, permukaan ban yang menempel di aspal minim. Jika maksa rebah, pasti langsung mencium tanah.
Sebaiknya naik turun lebar tapak ban jangan melebihi 1 tingkat. Misalkan pelek depan 1,60×17 inci dengan ban standarnya 70/90-17 dapat diganti dengan ukuran ban 80/90-17 atau pelek belakang 1,85×17inci dengan ban standarnya 80/90-17 dapat diganti dengan ban 90/90-17.

KEMBANGAN/PATTERN BAN

Perhatikan baik-baik ban motor sekarang. Masing-masing tampil dengan pola kembangan alias pattern beragam. Umumnya desain kembangan bergaya semi balap. Jelas itu bukan sekadar pemanis, pola kembangan memiliki beberapa fungsi. Pertama, Aqua Planning Phenomenon (APP) alias fenomena ban mengapung. Sehingga, kembangan berguna untuk jalur membelah air. Kedua, melepas panas.Terakhir, sebagai fashion. Nah, APP itu dipengaruhi oleh pola kembangan.
Setiap pabrikan ban mendesain kembangan yang berbeda, sesuai kebutuhan kendaraan. Misalnya, untuk jalan basah, kering, bergelombang dan kecepatan tinggi.

Penentuan jenis pattern pada kendaraan, didasari riset masing-masing pabrikan. Hal yang mendasari antara lain bobot, desain dan power, juga karakter kendaraan. Beberapa produsen berbeda di soal penamaan pola kembangan.

Pabrikan Ban Federal membagi dua. Pertama, jenis konvensional atau campuran alias ngeblok. Kedua, jenis sporty yang ulir kembangnya lebih halus menyerupai ban balap road race.
Karet bundar standar lebih bernuansa campuran. Pola ini untuk segala medan. Bisa kering, licin, bergelombang, dan kecepatan tinggi.
Sedang Pabrikan Ban IRC membagi dengan slick (kering) dan wet (basah). Pola kering ditandai dengan kembangan garis lurus tidak terlalu banyak. Sedangkan basah dengan pola kembangan lebih rapat.

Gimana jika ingin ganti ban baru?
Idealnya ikuti pattern orsinal pabrik. Tapi kalau mau beda, perhatikan jalan yang dilaluinya. Lebih dominan becek, pilih kembangan campuran. Seandainya jalan yang dilewati mulus, lebih enak pakai pattern sporty.

HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT GANTI BAN

  1. Jangan gengsi membawa ban ketukang tambal ban langganan meski jauh lokasinya. Karena jika kita asal pilih tukang tambal ban terdekat yang kita belum kenal, biasanya tukang tambal ban tidak hati-hati mengerjakannya. Akibatnya, bisa lecet bibir pelek kena alat congkelnya. Pilih tukang tambal ban yang mempunyai alat pelindung bibir pelek.
  2. Air sabun dapat digunakan sebagai alat bantu memasukkan ban ke pelek dan membantu gerakan mengembangnya ban pada saat diisi angin, sehingga ban mendekap rata dan sempurna pada bibir pelek.
  3. Tekanan Angin. Isi angin sesuai anjuran pabrikan. Untuk Satria F 150 tertera pada swing arm sebelah kiri, dekat rantai. Yaitu sekitar 32 psi untuk ban depan dan 36 psi untuk ban belakang. Pada saat musim hujan, tekanan ini dapat diturunkan sekitar 5 psi tujuannya agar cengkeraman ban ke aspal lebih maksimal. Tetapi apabila ban agak kempis terus dipakai di jalanan kering, konsekuensinya bensin agak boros. Apalagi kalau dipakai berboncengan efeknya cukup terasa. Paling enak sih tekanan normal saja. tekanan ban depan 28 - 30 psi lalu belakangnya 32-34 psi.
  4. Saat musim hujan disarankan memilih ban dengan kompon lembut. Karena karet yang soft memiliki daya cengkeram lebih maksimal. So, pas banget buat melibas jalanan basah. Tetapi konsekuensinya usia pakai tipe soft compound lebih pendek alias cepat habis. Kebalikan bila pilih kompon keras. Usia pakainya lama namun saat hujan terasa licin. Ingat! Keras di sini maksudnya bukan karena usia pakai lo.
  5. Jangan langsung tancap gas setelah kelar mengganti ban. Tekan beberapa kali rem agar tekanan minyak rem kembali normal. Karena biasanya ketika pasang kembali piringan ke kaliper, pelat kampas rem kena cungkil obeng untuk memudahkan pemasangan kembali piringan di kaliper. Ini berakibat tekanan minyak rem melemah saat kampas kena congkel.

SSFC@2005Tjoe Bekasi, dari berbagai sumber.

Beda Kiprok dan Regulator

kiprokArus listrik yang dihasikan sepul pengisian tipenya AC (bolak balik). Arah dan besar tegangan selalu berubah mengikuti putaran magnet. Makanya, tegangan yag dihasilkan sepul pengisian kurang lebih 20 volt di putaran tinggi.
Arus listrik yang dihasikan sepul pengisian tipenya AC (bolak balik). Arah dan besar tegangan selalu berubah mengikuti putaran magnet. Makanya, tegangan yag dihasilkan sepul pengisian kurang lebih 20 volt di putaran tinggi.
Cuma masalahnya sistem kelistrikan di motor menganut tegangan 12 volt DC. Maka dibutuhkan kiprok alias pengatur besar tegangan pengisian. Guna mengubah arus AC jadi DC yang akan disuplai ke aki juga mencegah arus listrik di aki balik ke sepul pengisian.

Kiprok sendiri dipakai di motor yang masih pakai aki. Dimana aki jadi tumpuan utama semua kelistrikan motor. "Tapi begitu aki soak (tidak fit) atau sengaja dilepas, peranti kelistrikan motor jadi gampang rusak. Itu karena aki juga sebagai penyetabil. Sebagai indikator, bohlam lampu sering putus ketika mesin berputar tinggi, " ujar Sugiharto, mekanik Angkasa Jaya Motor.

Tapi, seiring perkembangan teknologi juga melihat banyak konsumen enggan pakai aki, pabrikan mengembangkan kiprok jadi regulator/rectifier. Meskipun regulator masih didukung perangkat kiprok gabungan komponen tambahan sebagai penyetabil tegangan. Sehingga bila tunggangan tak dilengkapi aki, bohlam lampu tidak cepat putus.

Sayangnya sampai saat ini masih banyak konsumen salah kaprak soal kiprok dan regulator. Ketika motor mengalami masalah diseputar kelistrikan, kiprok dianggap sebagai biang keladi. Padahal kiprok sendiri di motor rakitan sekarang sudah jarang dipakai.

Nah, untuk mengetahui secara gamblang beda kiprok dan regulator adalah dari harga. Harga kiprok lebih murah ketimbang regulator lantaran di dalam part ini cuma ada dioda. Di toko paling mahal Rp. 20.000 sedangkan regulator KW2 diatas Rp. 40.000 (Gbr.1). Sementara di dalam regulator, selain dioda juga ada peranti elektronik tambahan yang berfungsi menstabilkan tegangan (Gbr.2)

.

Lalu cara lain melihat kemampuan regulator bisa juga membaca besar tahanan (ohm) di kaki terminalnya pakai multitester dengan range 1 kilo ohm. Maka di dua kaki sisi kanan regulator akan terbaca arus searah tanda dioda bekerja. Sementara 2 kaki sebelahnya akan terbaca jarum penunjuk multitester sebesar 50 kilo ohm, meskipun di tes bolak balik.

Kalau jarum bergerak ke kanan sampai mentok atau tidak bergerak sama sekali itu tandanya bahaya. Artinya regulator sudah rusak.

Cek Roller, Yuk!

rollerGak kerasa sebentar lagi sudah mau setahun saya pake Sliding Roller dari Dr Pulley. Sekilas saya mengingat teman-teman saya yang meragukan "roller persegi" ini. Ada yang bilang gak bagus, ada yang bilang gak awet, ada yg mengklaim merusak variator, dsb. Pendapat-pendapat tadi sebenarnya wajar mengingat teman-teman dan juga saya termasuk awam dengan produk baru. Tapi saya memilih untuk bereksperimen dan saya berani tanggung resikonya. Kita gak akan pernah tau kalo kita nggak nyoba, bukan? ;)

rollerOK. Dari sisi performa, memang nggak 100% karena variatornya masih yang standar. Seandainya ada variator dari Dr Pulley yang memang untuk Vario, pasti performanya jadi jauh lebih optimal. Testimoni dari teman-teman Kymco mengatakan bahwa penggunaan Sliding Roller + Variator set dari Dr Pulley sangat signifikan dalam meningkatkan akselerasi dan re-akselerasi. Bisa aja sih dipasang yang ada sekarang, tapi saya jadi harus ngengkol terus kalo mau starter. Udah gitu boss variatornya harus ngebubut. Terlalu riskan. Jadi ya sudah lah...

Nah! Bagaimana dalam sisi durabilitas? Apakah sesuai dengan janjinya bahwa si roller persegi ini umurnya labih bagus daripada roller konvensional?

rollerUntuk menjawab pertanyaan itu, waktu liburan Idul Adha kemarin saya sempatkan datang ke AHASS langganan saya untuk cek kondisi roller dan segala-galanya. Serius. Segala-galanya. Motor saya ini termasuk gak pernah saya rawat rutin. Pingin tau aja beneran kuat atau nggak nih kalo gak dimanja. (Ah bilang aja males ke bengkel. Hahaha!)

Sambil duduk di ruang tunggu, saya lihat Vario saya sudah naik ke atas pit. Lalu si mekanik ngobrol dulu sama si kepala bengkel. Mungkin konsultasi soal bongkar-bongkar CVT dan izin pemakaian special tools. Maklum, Honda sini mekaniknya masih banyak yang belum mahir soal matic. Dulu Yamaha begini juga gak ya waktu awal-awal muncul Nouvo dan Mio? Tiba-tiba, BRUK!, sebuah buku manual yang besar dan cukup tebal mendarat di paha saya. Ternyata itu buku manual mekanik untuk Vario. Rupanya saya dikasih kesempatan untuk sedikit ngintip-ngintip manual itu. Langsung aja saya bedah kilat bagian CVT, khususnya bagaimana cara bongkar variator.

Aha! Akhirnya saya tau! Selama ini, mekanik kepercayaan saya di Jakarta cuma punya universal holder yang untuk ngebuka kopling. Alat ini bisa juga dipake buat ngebantu buka variator, tapi bukan
model variator yang dipake di Vario. Punya Vario modelnya setipe dengan Piaggio punya, bo. Motor "kacang goreng" aja gaya banget deh. Hahaha! Ternyata saya harus punya universal holder dengan kepala pipih untuk menjepit ujung luar variator yang bergerigi. Wah... saya gak sempat aja nih belanja alatnya ke Kota, padahal cuma 170 ribu aja lho. Selama ini cuma pake cara manual yang sangat tidak dianjurkan untuk Anda yang tidak nekat. Tapi itu di lain pembahasan. Hehehe... Penasaran, penasaran deh. :P

OK. Balik lagi ke cerita di bengkel. Si mekanik tampak hati-hati sekali waktu mau bongkar case CVT-nya. Padahal saya kalo di rumah malah main bongkar aja (tentunya setelah kondisi CVT sudah dingin). Pertama si mekanik mencopot kopling, terus dia copot variator luarnya, drive belt dikeluarkan dari dalam case
, dan terakhir si rumah roller (movable drive face / MDF) keluar dari persemayamannya *halah!*. Kelihatan banget si mekanik gak pengalaman untuk megang matic, tapi saya hargai banget usaha dia untuk dengan sabar ngerjain motor saya sambil terus berkonsultasi dengan buku manual. Sedikit-sedikit saya kasih guide supaya dia nggak terlalu ragu waktu bongkar pasang vario saya.

Inilah saat yang dinanti-nanti! MDF sudah di tangan dan siap untuk dibuka. Dan ternyata... JRENG JRENG!!


Ini foto yang lebih dekat lagi. Embosan merek dan spesifikasinya masih bagus lho.


Sorry ya fotonya buram. Pake hape sederhana sih. Gak ada mode macro.


Ini foto dari sisi yang bersinggungan dengan permukaan MDF. Keausannya masih wajar.


Ya, itulah foto-foto amatirnya. Kondisi permukaannya banyak yang kotor, wajar kalo menimbang kondisi jalanan yang saya tempuh dengan motor ini. Saya ambil satu roller dan saya goyang-goyangkan di dekat telinga saya, kondisinya masih sangat solid. Beda sekali dengan kondisi roller original yang baru beberapa bulan dipake tapi sudah koclak dan sedikit peyang. Dari sini saya berkesimpulan bahwa, pendapat-pendapat teman-teman saya seperti yang tertulis di awal artikel ini adalah tidak benar atau mungkin pas kebeneran sedang apes aja.

Setelah merasa lega dengan kondisi roller, maka saya persilakan si mekanik untuk memasang kembali CVT vario saya. Tiba-tiba dia tanya, "Mas Aria, ini rollernya masangnya gimana ya?"

Alamak! Mampus dah gw lupa posisi masangnya yang benar! Akhirnya saya arahkan seingat saya aja. Saya bilang, "Pokoknya yang ada tulisannya itu di sebelah kanan, mas."

Setelah selesai pemasangan, mesin pun di-test. Saya dekatkan kuping saya ke atas mesin (underseat belum dipasang) nggak ada gejala yang aneh. Ada suara kasar, tapi seperti biasanya itu dari kipas radiator. Makanya Vario kalo jalan berisiknya setengah mati. Setelah itu pemasangan dirampungkan dan si mekanik test ride sekenanya, nggak ada masalah. Kita coba dengarkan sekali lagi setelah test ride, nggak ada masalah juga. "Oke lah", pikir saya. Saya pun bergegas pulang karena hari sudah sore dan esok harinya harus ke Bandung bareng sepupu-sepupu.

Alhamdulillah. Akhirnya service juga. Hahaha!

Waspada Jarak Penggunaan Belt CVT

Kadang kita tidak memperhatikan kondisi Belt CVT pada motor matic kita. Karena lokasi yang tersembunyi jadi beberapa hal tersebut terabaikan.

Banyak kejadian yang dialami konsumen seperti yang diceritakan oleh salah seorang mekanik JP Racing, ada laporan konsumen yang tiba-tiba CVT beltnya putus.

Tetapi kejadian yang paling mengerikan adalah yang dialami konsumen penguna Nouvo Z yang melakukan service di Siam Motor, Konsumen tersebut menggunakan belt after market dan sudah melewati masa penggunaan 15.000 KM. Seorang mekanik Siam Motor tersebut menyarankan konsumennya lebih baik menggunakan belt Original pabrikan, karena dengan kualitas terjamin dan berbahan lebih kuat.

Hal senada juga disampaikan mekanik AHASS 1005, menurutnya lebih aman menggunakan belt original, karena bahan karetnya lebih keras, dan padat coba bandingkan dengan produk after market. Selain itu produk pabrikan tentu saja sudah melewati berbagai tahapan pengecekan dan disesuaikan dengan ISO

9001-2000.

Belt Original

Belt Original

Jika Belt Original dengan pemakaian 16000KM, dia tidak lekas putus tetapi diawali oleh munculnya keretakan pada sela-sela belt CVT. gejalanya ditandai dengan tarikan belt seperti sliding, alias gak "Gigit".

ket gambar : Pada Gambar terlihat sela belt pada honda vario terlihat retak setelah pemakaian lebih dari 16300 KM.

Belt After Market

after market Perhatikan belt CVT produk after market ini, tampak beberapa lapisan belt terangkat. Belt CVT ini sudah menempuh jarak 15000KM. Awal gejalanya adalah berbunyi mendecit dari arah crankcase.

Ket Gambar : Pada Gambar terlihat sela belt pada Yamaha Nouvo Z terlihat retak setelah pemakaian lebih dari 15000 KM.

Jadi pada kesimpulannya, tulisan ini bukan bermaksud membandingkan kekuatan belt after market atau produk original, tetapi sebagai pengguna kita harus memperhatikan batas maksimal penggunaan. Biasanya mekanik akan menyarankan penggantian Belt CVT setelah motor menempuh jarak 12.000 KM. Cara lainnya adalah buka CVT satu bulan sekali dan lakukan pembersihan, hal ini mencegah penumpukan debu dan memperpanjang umur "seal" karena terhindar dari debu, begitu menurut bang Bern salah seorang pakar mesin matic. "kalo perlu sesekali disemprot fan belt spray yang buat mobil" tambahnya. Jadi kalo mau lebih aman, periksa CVT motor satu bulan sekali agar kita dapat selalu memantau kondisi komponen motor kita.

nara sumber :

JP Racing, Siam Motor, Bang Bern

book : Analysis of an hipotetical CVT with "Flexible teeth"

Tips & Tricks Touring

touring tips & trickDefinisi Touring ?

Touring (selanjutnya disebut 'turing') adalah satu bentuk kegiatan klub melakukan perjalanan dengan mengendarai sepeda motor ke tempat tujuan tertentu untuk menyalurkan kegemaran berkendara sepeda motor para anggotanya dan menikmati indahnya kebersamaan dan persatuan para anggota.

Pengklasifikasian Touring.

Menurut tujuan dan persyaratannya, turing dibedakan dalam 3 jenis yaitu touring terbuka, touring tertutup dan touring besar (grand touring).

touring 1. Touring Terbuka

    Persyaratannya
  • Tujuan : adaptasi bagi anggota baru
  • Peserta : semua anggota
  • Jenis mesin : 4 tak, min. 100 cc
  • Jarak tempuh pp : 150 - 200 km (medan jalan aman bervariasi dan beresiko kecil)
  • Kecepatan Maks : 90 km/jam (disesuaikan kondisi di jalan)

2. Touring Tertutup

    Persyaratannya
  • Tujuan : menyalurkan kegemaran touring dan memperkuat persaudaraan antar anggota
  • Peserta : anggota yang aktif mengikuti touring terbuka
  • Jenis mesin : 4 tak, cc sesuai jarak tempuh dan medan jalan
  • Jarak tempuh pp : min. 200 km
  • Kecepatan Maks : 100 km/jam (disesuaikan kondisi di jalan)

3. Touring Besar (Grand Touring)

    Persyaratannya
  • Tujuan : menyalurkan kegemaran touring dan memperkuat persaudaraan antar anggota
  • Peserta : anggota yang telah mengikuti touring tertutup
  • Jenis mesin : 4 tak, min. 125 cc
  • Jarak tempuh pp : 1000 km
  • Kecepatan Maks : 100 km/jam (disesuaikan kondisi di jalan)

Bikin Radiator Honda Vario Antiservis

oilAda sindiran soal motor berpendingin air menggunakan radiator. Diucap Freddyanto Basuki, bos divisi service PT. KMI. "Cuma di Indonesia ada service radiator. Di Eropa, Amerika atau Jepang sampai motor hancur, radiator tidak pernah di cervice.
Sebenarnya, bukan karena radiator di negara maju dibuang setelah usia pakainya habis. Tapi, lantaran di sana radiator gak pernah rusak karena karat atau kotosi, apalagi tersbumbat kotoran. "Sebab mereka ngisi radiator pakai cairan khusus, yaitu radiator coolant," imbuh Freddy.

Kenapa nggak bumpet jika pakai radiator coolant? Dijelasin Muhammad Abidin, dari technical service, PT. YMKI. Menurutnya radiator wajib diisi coolant, sebab kalo pake air biasa atau air tanah, mengandung mineral atau zat besi.

Pada air tanah ada magnesium, kalsium dan lainnya. Bikin karat jika ketemu besi dan bikin korosi jika kena aluminium. Tandanya totol-totol putih kayak panu. Ujung sekat tersumbat atau radiator rapuh dan bolong.

Kalo gitu, mestinya bisa pakai air murni alias air suling? Misalnya, air hasil kondensasi dari air conditioner alias AC? Tentu bisa! tapi air murni sulit dicari di pasaran. trus kalau pun ada, menurut Abdiin lagi punya kelemahan dibanding coolant. "Titik didih air murni rendah. Yaitu di 100 derajat celcius. Alhasil, pendinginan tidak maksimal".

Sedang coolant sesuai fungsinya, untuk pendinginan, titik didihnya lebih tinggi. Bisa 120 derajat C atau lebih tergantung formulanya.


Tergantung Spek dan Garansi

Hampir semua pabrikan yang bikin motor pendingin air ngeluarin coolant. Misalkan Honda dan Yamaha mengeluarkan coolant khusus vario dan V-ixion serta jupiter MX. Plus seabrek merek coolant di pasar bebas. Ada hijau tua, hijau muda atau kuning.

Pertanyaannya, gimana kalo tukar pakai? Contoh, coolant V-ixion buat Vario atau sebaliknya. Atau nambahin coolant di radiator Kawasaki Ninka dengan punya V-ixion atau Vario. Atau ganti atau tambah dengan coolant merek lain yang dijual di pasaran. Ya...atau apa hasilnya?

Dijawab kompak Freddyanto dan Abidin diiyakan Handi Hariko dari Departemen technical Service, PT. AHM. Menurut mereka selama speknya sama, boleh-boleh saja. "Kalau spek tidak sama, dikhawatirkan cairan bergumpal dan malah menyumbat kisi radiator, "tegas Freddy.

"Makanya cek duu komposisi coolant pada label botol di kemasan," timpal Abidin. Tapi karena menyangkut jaminan motor, lebih baik pakai yang disarankan pabrikan. Ketimbang garansi hilang karena pakai coolant merek lain," saran Handi.

Tapi jika terjadi kebocoran, ketiganya tak menyarankan penambahan air radiator. "Biar bagaimana pun coolant yang sudah terpakai unsurnya sudah berubah. Kalau ditambah, performanya akan beda. Makanya sekalian aja diganti.

Sumber MotorPlus

Tips & Trik Mengendarai Motor Matic

motor maticMotor CVT atau matik sangat gampang dikendarai. Tak perlu perseneling dan kopling, hanya gas dan rem, motor pun langsung meluncur. Tetapi yang gampang ini ternyata tak selalu aman atau nyaman. Kemudahan bisa jadi bahaya kalau tak biasa atau tak tahu cara mengendalikan dengan benar.

Motor CVT atau matik sangan gampang dikendari. Tak perlu perseneling dan kopling, hanya gas dan rem, motor pun langsung meluncur. Tetapi yang gampang ini ternyata tak selalu aman atau nyaman. Kemudahan bisa jadi bahaya kalau tak biasa atau tak tahu cara mengendalikan dengan benar.

GAS
Problem biasanya dialami orang-orang yang biasa memakai motor manual, lalu beralih ke matik. Anatomi dan performa motor berbeda, tapi cara memperlakukan si motor engak berubah. Tak ada lagi rem belakang atau perseneling di kaki, semua kontrol ada di tangan. “Orang yang biasa bawa motor manual perlu menyesuaikan diri. Ada kendala, kontrol yang biasanya di kaki sekarang semua ada di tangan,” kata Chris Djuli.

gas Lho, bukannya naik motor matik itu gampang? Betul sekali, tetapi tanpa kontrol, semua kemudahan ini bisa jadi senjata makan tuan. “Skutik memang gampang sekali, tinggal gas dan rem saja. Tapi karena itu banyak orang jadi lepas kontrol, tahu-tahu sudah lari sangat kencang, tambahnya. Karena itu, menggeber gas dan pengereman motor matik perlu dilakukan dengan sentuhan yang berbeda. Pada motor matik yang bekerja dengan putaran, tidak akan dihasilkan tenaga seresponsif motor manual. Performa yang cenderung lambat ini, ternyata memang disengaja untuk safety.

Skutik bisa langsung meluncur begitu mesin dihidupkan, ini berbahaya buat pengendara baru karena motor bisa meloncat liar. Karena itu skutik dilengkapi pengaman, seperti pada Honda Vario ada kunci pengaman rem belakang. Pada rpm tertentu baru bisa bergerak., sehingga untuk pemula bisa start pelan-pelan. Biasanya mulai sekitar 1.500 rpm baru jalan. Jadi bukan karena skutik lemot tapi memang disengaja untuk safety.

Karakter ini biasanya tidak memuaskan biker yang sebelumnya pemakai motor manual. Akibatnya mereka sering geber gas habis-habisan karena mengharap performa yang lebih galak. Padahal, motor matik mestinya diperlakukan dengan lembut. Motor matik tarikannya lebih halus. Meskipun gas ditarik keras, tetap perlu waktu yang lebih lama untuk merespon. Roller CVT-nya enggak bisa langsung membuka dengan cepat untuk menghasilkan lompatan tenaga yang besar” papar Riswandi, dari PT YMKI.

Kalau sering dipaksa narik terlalu keras motor bisa jadi lebih rakus bahan baker. Untungnya motor matik disini rata-rata cc nya masih kecil antara 115-125 cc. Kalau kapasitas motornya lebih besar, konsumsi bahan bakar lebih besar lagi, katanya. Saat gas ditarik keras, gerakan CVT otomatis juga lebih cepat, tingkat keausannya pun jadi lebih tinggi. Tapi ini tidak terlalu besar pengaruhnyakarena dari awal desainer motornya telah mengantisipasi dengan pemakaian material yang tahan gesek.

REM

Pengaruh dan bahaya terbesar justru muncul dari cara pengereman yang salah. Kalau motor manual bisa dibantu engine brake, pada motor matik bergantung sepenuhnya pada rem di tangan. Kalau masih baru, biasanya kagok, mestinya tangan sudah ngerem, malah cari-cari pijakan kaki. Akibatnya telat berhenti atau ngerem habis-habisan, papar Chris.

Kalau kecepatan motor tidak terlalu tinggi, rem belakang saja sudah cukup untuk menghentikan motor. Tetapi kalau motor tengah melaju kencang, perlu trik yang berbeda kalau mau berhenti dengan selamat. “Tarik rem dua-duanya, depan dan belakang secara bersamaan, tapi jangan keras-keras. Pelan-pelan saja agar ban belakang enggak ngebuang, saran Chris. Atau yang lebih enak pakai combi brake, jadi sekali tarik salah satu tuas rem maka kedua-duanya roda depan dan belakang otomatis langsung berhenti.

Stop and Go

Selain itu buang kebiasaan menarik gas dan rem pada saat bersamaan. Ini biasanya dilakukan pengendara yang terjebak kemacetan, agar bisa stop and go dengan cepat. Tak hanya memperpendek umur rem belakang, kebiasaan tersebut bisa juga mengancam rumah kopling dan roller CVT.

“Outer shift atau rumah kopling belakang jadi seperti terbakar dan slip. Kalau dibongkar bagian belakang rumah koplingnya berwarna kebiruan, ungkap Riswandi. Sementara kebiasaan main gas dan saat masih mengerem disebutnya bikin roller cepat peyang. Kemakan oleh gesekan tapi pada posisi yang enggak rata akibat akselerasi naik turun dengan cepat tadi. Ribet? Enggak juga, kuncinya gampang saja, selalu perlakukan matik dengan lembut.