Minggu, 12 Oktober 2008

Tips & Trik Mengendarai Motor Matic

motor maticMotor CVT atau matik sangat gampang dikendarai. Tak perlu perseneling dan kopling, hanya gas dan rem, motor pun langsung meluncur. Tetapi yang gampang ini ternyata tak selalu aman atau nyaman. Kemudahan bisa jadi bahaya kalau tak biasa atau tak tahu cara mengendalikan dengan benar.

Motor CVT atau matik sangan gampang dikendari. Tak perlu perseneling dan kopling, hanya gas dan rem, motor pun langsung meluncur. Tetapi yang gampang ini ternyata tak selalu aman atau nyaman. Kemudahan bisa jadi bahaya kalau tak biasa atau tak tahu cara mengendalikan dengan benar.

GAS
Problem biasanya dialami orang-orang yang biasa memakai motor manual, lalu beralih ke matik. Anatomi dan performa motor berbeda, tapi cara memperlakukan si motor engak berubah. Tak ada lagi rem belakang atau perseneling di kaki, semua kontrol ada di tangan. “Orang yang biasa bawa motor manual perlu menyesuaikan diri. Ada kendala, kontrol yang biasanya di kaki sekarang semua ada di tangan,” kata Chris Djuli.

gas Lho, bukannya naik motor matik itu gampang? Betul sekali, tetapi tanpa kontrol, semua kemudahan ini bisa jadi senjata makan tuan. “Skutik memang gampang sekali, tinggal gas dan rem saja. Tapi karena itu banyak orang jadi lepas kontrol, tahu-tahu sudah lari sangat kencang, tambahnya. Karena itu, menggeber gas dan pengereman motor matik perlu dilakukan dengan sentuhan yang berbeda. Pada motor matik yang bekerja dengan putaran, tidak akan dihasilkan tenaga seresponsif motor manual. Performa yang cenderung lambat ini, ternyata memang disengaja untuk safety.

Skutik bisa langsung meluncur begitu mesin dihidupkan, ini berbahaya buat pengendara baru karena motor bisa meloncat liar. Karena itu skutik dilengkapi pengaman, seperti pada Honda Vario ada kunci pengaman rem belakang. Pada rpm tertentu baru bisa bergerak., sehingga untuk pemula bisa start pelan-pelan. Biasanya mulai sekitar 1.500 rpm baru jalan. Jadi bukan karena skutik lemot tapi memang disengaja untuk safety.

Karakter ini biasanya tidak memuaskan biker yang sebelumnya pemakai motor manual. Akibatnya mereka sering geber gas habis-habisan karena mengharap performa yang lebih galak. Padahal, motor matik mestinya diperlakukan dengan lembut. Motor matik tarikannya lebih halus. Meskipun gas ditarik keras, tetap perlu waktu yang lebih lama untuk merespon. Roller CVT-nya enggak bisa langsung membuka dengan cepat untuk menghasilkan lompatan tenaga yang besar” papar Riswandi, dari PT YMKI.

Kalau sering dipaksa narik terlalu keras motor bisa jadi lebih rakus bahan baker. Untungnya motor matik disini rata-rata cc nya masih kecil antara 115-125 cc. Kalau kapasitas motornya lebih besar, konsumsi bahan bakar lebih besar lagi, katanya. Saat gas ditarik keras, gerakan CVT otomatis juga lebih cepat, tingkat keausannya pun jadi lebih tinggi. Tapi ini tidak terlalu besar pengaruhnyakarena dari awal desainer motornya telah mengantisipasi dengan pemakaian material yang tahan gesek.

REM

Pengaruh dan bahaya terbesar justru muncul dari cara pengereman yang salah. Kalau motor manual bisa dibantu engine brake, pada motor matik bergantung sepenuhnya pada rem di tangan. Kalau masih baru, biasanya kagok, mestinya tangan sudah ngerem, malah cari-cari pijakan kaki. Akibatnya telat berhenti atau ngerem habis-habisan, papar Chris.

Kalau kecepatan motor tidak terlalu tinggi, rem belakang saja sudah cukup untuk menghentikan motor. Tetapi kalau motor tengah melaju kencang, perlu trik yang berbeda kalau mau berhenti dengan selamat. “Tarik rem dua-duanya, depan dan belakang secara bersamaan, tapi jangan keras-keras. Pelan-pelan saja agar ban belakang enggak ngebuang, saran Chris. Atau yang lebih enak pakai combi brake, jadi sekali tarik salah satu tuas rem maka kedua-duanya roda depan dan belakang otomatis langsung berhenti.

Stop and Go

Selain itu buang kebiasaan menarik gas dan rem pada saat bersamaan. Ini biasanya dilakukan pengendara yang terjebak kemacetan, agar bisa stop and go dengan cepat. Tak hanya memperpendek umur rem belakang, kebiasaan tersebut bisa juga mengancam rumah kopling dan roller CVT.

“Outer shift atau rumah kopling belakang jadi seperti terbakar dan slip. Kalau dibongkar bagian belakang rumah koplingnya berwarna kebiruan, ungkap Riswandi. Sementara kebiasaan main gas dan saat masih mengerem disebutnya bikin roller cepat peyang. Kemakan oleh gesekan tapi pada posisi yang enggak rata akibat akselerasi naik turun dengan cepat tadi. Ribet? Enggak juga, kuncinya gampang saja, selalu perlakukan matik dengan lembut.

Tidak ada komentar: